selamat datang di blognya shangsoet


mengenang wafatnya nenek ku yang tercinta ( zulaiha ) semoga amal perbuatannya di terima oleh allah SWT

Sabtu, 31 Januari 2009

puisi Rasaku

Rasaku

Aku ingin hidup hari ini

Aku ber_angan tinggal kenaNGAN

Rasa malu menghampiriku

Aku malu……aku malu…….

Rasaku ……perasaanku ….harga diriku….telah terjatuh ditangan yang tak berguna

Ditangan para wanita yang membelot

Tuhan apa salahku ?

Terlalu ;lama aku memendam semuanya

Terlalu dini untuk Aku ucapkan

Terlalu cantik wanita itu untukku

Tuhan bagaimana ini?
aku bimbang ………….

Tersenyum sendiri bagai tak berarti

Tertawa tanpa arah…..

Tuhan dosakah aku ucapkan smuanya pada wanita itu

Dosakah aku memilikinya…….

Berilah aku hidayah yang tak terkira !!!!

created by beri setiawan

untuk yang ada di sana

Sabtu, 24 Januari 2009

Belajar yang Efektif

Belajar yang Efektif

Setelah ngenali masalah yang bikin kamu be-te belajar, sekarang kamu boleh buka buku. Tapi sebelum itu, ada baiknya kamu baca tips berikut ini. Supaya belajar kamu tambah nyaman dan nggak bikin be-te tentunya.

Bikin body se-fresh mungkin, dengan gitu membuat pikiran kita juga lebih fresh. Mandi, adalah salah satu caranya.

Cari suasana yang paling nyaman Bisa di taman, di tempat sunyi (asal jangan keterusan ngelonjor, ngelamun jorok or tidur). Biasanya juga memutar musik yang ngebantu kita merasa betah dan comfortable. Bersihin dan rapiin tuh kamar, ini membantu lebih berkonsentrasi.

Buat catatan-catatan kecil terhadap apa yang kamu temuin. Ini akan membantu mengingat dan sekaligus memudahkan bila mengulang lagi, kaga perlu membaca seluruh isinya, cukup point-point-nya saja yang telah kamu buat. Praktis khan? Mungkin juga ada hal-hal yang kaga dimengerti atau pertanyaan-pertanyaan yang muncul saat membaca, dengan catatan itu bisa kamu tanyain ama temen atau guru tanpa harus menyimpannya di memori kamu. Hemat lah penggunaan memori kamu, save energy.

Susunlah hubungan-hubungan yang terjadi Dari catatan-catatan kecil tersebut, susunlah hubungan antara catatan-catatan tersebut. Buatlah semacam kerangka yang menjelaskan dari awal dan akhir. Ini membantu untuk mengerti apa yang sebenarnya atau memahami pelajaran yang dipelajari, dengan demikian otak kamu terlatih untuk menganalisis sebuah permasalahan dan menemukan bagaimana mengatasinya. Berbeda dengan sekedar menghapal, tanpa tahu apa yang sebenarnya, ini tidak akan berlangsung lama dan sebelum kamu selesai menghapal seluruhnya, hapalan yang pertama sudah lupa lagi. sekali lagi hematlah penggunaan memori kamu, karena memori kamu bukan hardisk. Agak lama memang, tetapi akan lebih menarik dan sekali mengerti tidak mudah untuk lupa karena yang diingat memori kamu adalah hasil pemahaman otak bukan tulisan-tulisan di buku.

Hindari SKS (Sistim Kebut Semalam) Ini akan membuat badan kamu jadi meriang dan sakit. Otak manusia itu punya batas. Kaga bisa dipaksain untuk bekerja terus-menerus dan sekaligus. Kenapa? Karena otak dirancang untuk bekerja efisien, apabila ada pemahaman baru, maka pemahaman yang lama akan dihapus dan diganti pemahaman yang baru. Pemahaman yang kita peroleh sifatnya bertahap yang semakin lama akan semakin bagus. Ini yang disebut kemampuan belajar. Contohnya kita belajar 10 bab, apabila dipaksaain sepuluh bab dipelajari seluruhnya. Otak kita akan berusaha memasukkan 10 pemahaman. Kalau kaga cukup, jadinya akan kacau, tumpang tindih kaga karuan. Tetapi kalau bertahap, setelah kita baca 2 bab misalnya, pemahaman kita pada bab satu akan diperbaharui dengan pemahaman setelah kita baca bab 1 dan bab 2, demikian seterusnya sehingga setelah 10 bab, otak kita akan menyimpan sebuah pemahaman tentang 10 bab sebagai satu kesatuan, bukan 10 pemahaman.

Istirahat Otak kita butuh istirahat, kalau sudah jenuh, istirahat beberapa saat untuk mengendurkan otot termasuk mata. Setelah itu baru mulai lagi. Dengan begitu engga terasa otak kita akan bertahan cukup lama untuk belajar.

Kesimpulan Buatlah kesimpulan pada setiap akhir kegiatan belajar. Dengan demikian kamu akan mendapatkan inti dari keseluruhan apa yang telah dipelajari.

Belajar Kontinyu Biasakanlah menganggap belajar sebuah kebutuhan, seperti makan, tidur, nge-game dsb. Disamping jadi smart, hal ini akan melatih otak untuk kritis dan cepat memahami hal-hal baru. Jadi engga ada istilah telmi, malu-maluin.

Rencana Jadwal Belajar Efektif

  • Beri waktu yang cukup untuk tidur, makan dan kegiatan hiburan.
  • Prioritaskan tugas-tugas.
  • Luangkan waktu untuk diskusi atau mengulang bahan sebelum kelas.
  • Atur waktu untuk mengulang langsung bahan pelajaran setelah kelas. Ingatlah bahwa kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi dalam waktu 24 jam tanpa review.
  • Jadwalkan waktu 50 menit untuk setiap sesi belajar.
  • Pilih tempat yang nyaman (tidak mengganggu konsentrasi) untuk belajar.
  • Rencanakan juga “deadline”.
  • Jadwalkan waktu belajarmu sebanyak mungkin pada pagi/siang/sore hari.
  • Jadwalkan review bahan pelajaran mingguan.
  • Hati-hati, jangan sampai diperbudak oleh jadwalmu sendiri!

Mengapa Belajar Jadi Susah?

  • Yang namanya belajar diapa-apain juga kalah ama final fantasi, boys dont cry and mall. Baru nyerah kalau besoknya ada ulangan. Tapi jangan salah, ada juga yang nyante aja, brangkat pagi cari posisi, beres or, nulis contekan pakai kaca pembesar (abis nulisnya kecil banget seh).
  • Anyway, walaupun begitu masih lebih banyak kok di antara kita yang merasa kalau belajar itu harus dan perlu. Nah, di bawah ini ada lima hal yang harus kamu kenali yang biasanya membuat kamu be-te untuk belajar. Dengan mengenali lima hal ini, berarti udah separo jalan buat belajar.
  • Kebayang guru yang ngajar
    Seringkali, karena cara ngebawainnya engga cool, membuat pelajaran yang diberikan jadi nggak masuk. Belum lagi kalo gurunya terkenal killer atau super cuek. Wah yebelin banget, penolakan terhadap guru ini secara engga langsung membuat males belajar
  • Image pelajaran susah
    Ini juga, belum-belum udah kalah sebelum bertanding pokoknya susah aja, padahal belum tentu kan? Asal tahu aja, semua pelajaran yang diberikan itu udah disesuaikan dengan taraf belajar dan umur kita.
  • Enggak pernah ngikutin serius
    Ini yang nggak fair, kenapa juga kagak serius ngikutinnya. Hal kayak gini ini yang perlu dirubah, kaga pernah terlambat buat memulai, itu semboyannya.
  • Kaga interest
    Wah ujung-ujungnya pasti kalau ditanya jawabnya begitu, alasannya? Alasan lain, merasa kalau kaga efek buat kita-kita? Mungkin karena kita kaga tau mesti buat apaan ilmu-ilmu yang kita dapat itu? Padahal dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai hal-hal yang merupakan aplikasi dari ilmu-ilmu yang kita pelajari. Contohnya, gimana sih kok internet bisa nyambung sampai kamu bisa ngebacanya ? ini juga tantangan loh!!
  • Kaga punya buku
    Yang ini kaga usah diomongin, kamu bisa fotokopi, pinjem atau nyuri (asal siap-siap aja ketangkep) Yang terakhir ini sangat-sangat kaga dianjurin dan inget dosa!!

Nah, yang pertama sekali tumbuhkan interest pada diri kamu. Cari tahu nantinya buat apa ilmu yang kamu pelajari, dengan begitu akan ada tantangan untuk mengetahui lebih banyak. Buang deh perasaan nyerah duluan, modalnya satu ‘nekad!!’ Orang kaga rugi, nothing to loose lah. Kalau udah gitu baru buka tuh buku.

Diambil dari http://radmarssy.wordpress.com/2007/02/07/belajar-yang-efektif/ pada tanggal 25 januari 2009

Infeksi Nosokomial dan Kewaspadaan Universal

Infeksi Nosokomial dan Kewaspadaan Universal

Apakah itu infeksi nosokomial?

‘Infeksi nosokomial’ adalah infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan. Sebetulnya rumah sakit memang sumber penyakit! Di negara maju pun, infeksi yang didapat dalam rumah sakit terjadi dengan angka yang cukup tinggi. Misalnya, di AS, ada 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosokomial. Di seluruh dunia, 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi yang baru selama dirawat – 1,4 juta infeksi setiap tahun. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2004 menunjukkan bahwa 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat

Rantai penularan

Infeksi nosokomial mulai dengan penyebab (di bagian tengah gambar berikut), yang ada pada sumber. Kuman keluar dari sumber melalui tempat tertentu, kemudian dengan cara penularan tertentu masuk ke tempat tertentu di pasien lain. Karena banyak pasien di rumah sakit rentan terhadap infeksi (terutama Odha yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah), mereka dapat tertular dan jatuh sakit ‘tambahan’. Selanjutnya, kuman penyakit ini keluar dari pasien tersebut dan meneruskan rantai penularan lagi.

Rantai penularan infeksi nosokomial

Sejarah pengendalian infeksi di rumah sakit

Pada 1847, seorang dokter bernama Ignaz Semmelweis bekerja di bagian kebidanan di sebuah rumah sakit di Vienna, Austria. Semmelweis mengamati bahwa angka kematian di antara ibu di bangsal yang dilayani oleh mahasiswa kedokteran tiga kali lebih tinggi dibandingkan bangsal yang dilayani oleh bidan. Semmelweis mendalilkan bahwa hal ini terjadi karena mahasiswa langsung ke bangsal kebidanan setelah belajar otopsi (bedah mayat), dan membawa infeksi dari mayat ke ibu yang melahirkan. Dia memerintahkan dokter dan mahasiswa untuk mencuci tangannya dengan larutan klorin sebelum memeriksakan ibu tersebut. Setelah aturan ini diterapkan, angka kematian menurun menjadi serupa dengan bangsal yang dilayani oleh bidan.

Dengan masalah infeksi nosokomial menjadi semakin jelas, dicari kebijakan baru untuk menguranginya. Solusi pertama pada 1877 adalah mendirikan rumah sakit khusus untuk penyakit menular. Pengenalan sarung tangan lateks pada 1887 membantu mengurangi penularan. Tetapi dengan peningkatan mortalitas (angka kematian) di 1960-an, Departemen Kesehatan di AS pada 1970 mengeluarkan kebijakan untuk mengisolasikan semua pasien yang diketahui tertular infeksi menular. Namun kebijakan ini kurang berhasil serta menimbulkan banyak masalah lain. Perhatian pada masalah ini menjadi semakin tinggi dengan munculnya HIV pada 1985, kebijakan kewaspadaan universal dikenalkan pada 1985.

Teknik isolasi

Sesuai dengan kebijakan ini yang dikembangkan pada 1970, semua pasien yang diketahui terinfeksi penyakit menular melalui tes wajib diisolasi. Kebijakan ini menentukan tujuh kategori isolasi berdasarkan sifat infeksinya (daya menular, ganas, dll.). Kewaspadaan khusus (sarung tangan dsb.) dengan tingkat yang ditentukan oleh kategori hanya dipakai untuk pasien ini.

Teknik isolasi mengurangi jumlah infeksi nosokomial, tetapi timbul beberapa tantangan:

  • Peningkatan dalam jenis dan jumlah infeksi menular, sehingga semakin banyak tes harus dilakukan, dan semakin banyak pasien harus diisolasi
  • Hasil tes sering diterima terlambat, sering setelah pasien pulang
  • Biaya sangat tinggi, bila semua orang dites untuk setiap infeksi
  • Stigma dan diskriminasi meningkat bila hanya pasien yang dianggap berisiko tinggi dites untuk menenkankan biaya
  • Hasil tes dapat negatif palsu (hasil negatif walau terinfeksi), terutama dalam masa jendela, dengan akibat petugas layanan kesehatan kurang waspada
  • Sebaliknya hasil tes positif palsu (hasil positif walau tidak terinfeksi), dengan akibat kegelisahan untuk pasien dan petugas layanan kesehatan
  • Perhatian pada hak asasi mengharuskan pasien memberi informed consent (disertai oleh konseling untuk HIV) – apa yang dilakukan bila pasien tidak menyetujui tes?
  • Sangat sulit menjaga kerahasiaan

Dasar pemikiran kewaspadaan universal

Sejak AIDS diketahui, kebijakan baru yang bernama kewaspadaan universal (KU) dikembangkan. Kebijakan ini menganggap bahwa setiap darah dan cairan tertentu lain dapat mengandung infeksi, tidak memandang status sumbernya. Lagi pula, semua alat medis harus dianggap sebagai sumber penularan, dan penularan dapat terjadi pada setiap layanan kesehatan, termasuk layanan kesehatan gigi dan persalinan, pada setiap tingkat (klinik dan puskesmas sampai dengan rumah sakit rujukan). Harus ditekankan bahwa kewaspadaan universal dibutuhkan tidak hanya untuk melindungi terhadap penularan HIV tetapi yang tidak kalah penting terhadap infeksi lain yang dapat parah dan sebetulnya lebih mudah menular, mis. virus hepatitis B dan C. Petugas layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal secara penuh dalam hubungan dengan SEMUA pasien.

Kita biasanya menganggap cairan yang dapat menular HIV sebagai darah, cairan kelamin dan ASI saja. Namun ada cairan lain yang dapat mengandung kuman lain, dan dalam sarana kesehatan, lebih banyak cairan tubuh biasanya tersentuh. Contohnya, walaupun tinja tidak mengandung HIV, cairan berikut mengandung banyak kuman lain:

  • Nanah
  • Cairan ketuban
  • Cairan limfa
  • Ekskreta: air seni, tinja
  • dll...

Kegiatan yang paling berisiko

Jelas ada beberapa kegiatan yang umum dilakukan oleh petugas layanan kesehatan yang menimbulkan risiko, termasuk:

  • Suntikan/ambil darah
  • Tindakan bedah
  • Tindakan kedokteran gigi
  • Persalinan
  • Bersihkan darah/cairan lain

Sebaliknya ada beberapa perilaku yang salah, yang menempatkan petugas layanan kesehatan atau pasien dalam keadaan berisiko, termasuk:

  • Tutup jarum suntik kembali
  • Salah letak jarum atau pisau/alat tajam
  • Sentuh pasien tanpa cuci tangan

Unsur kewaspadaan universal yang berikut melindungi terhadap tindakan ini:

  • Cuci tangan
  • Pakai alat pelindung yang sesuai
  • Pengelolaan alat tajam (disediakan tempat khusus untuk membuang jarum suntik dan semprit)
  • Dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi
  • Pengelolaan limbah

Alat pelindung

Alat pelindung kewaspadaan universalUnsur kedua kewasapadaan universal adalah penggunaan alat pelindung yang sesuai tindakan. Alat yang dibutuhkan dapat hanya sarung tangan (mis. untuk ambil darah) hingga semua alat ini yang dibutuhkan oleh seorang bidan waktu membantu kelahiran. Namun perawat yang hanya menyentuh pasien tidak membutuhkan sarung tangan – yang penting cuci tangan sebelum dan sesudahnya.

  • Sarung tangan
  • Celemek
  • Masker – pelindung muka
  • Kacamata
  • Pelindung kaki

Perawatan di rumah

Kewaspadaan universal tidak hanya dibutuhkan dalam sarana kesehatan resmi, tetapi juga terkait perawatan di rumah. Sekali lagi, tujuan utama adalah untuk melindungi Odha dan keluarga/tim perawatan dari berbagai infeksi, bukan hanya HIV – justru risiko penularan HIV pada keluarga di rumah sangat amat rendah. Jadi kita harus menganggap sebagian besar cairan tubuh sebagai sumber infeksi.

Prosedur kewaspadaan universal untuk perawatan di rumah serupa dengan di rumah sakit, hanya mungkin lebih sederhana. Bila tidak ada sarung tangan, secara darurat kita dapat memakai kantong plastik yang utuh. Yang penting kita menutup semua luka pada kulit dengan plester luka. Mungkin yang paling penting adalah untuk menjaga kebersihan di rumah. Cucian biasanya tidak membutuhkan perhatian khusus asal tidak tercermar cairan; bila tercemar lebih baik dicuci dengan pemutih dulu (larutan klorin 0,5%) dengan memakai sarung tangan, kemudian dapat dicuci dengan sabun seperti biasa.

Reference dari : Infeksi Nosokomial dan Kewaspadaan Universal (2009) http://spiritia.or.id/cst/bacacst.php?artno=1043&menu=perawmenu diambil pada tanggal 24 januari 2009

KOMPONEN SEL DAN ULTRA SEL

KOMPONEN SEL DAN ULTRA SEL

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. Dibawah ini adalah Sel selaput penyusun umbi bawang bombay (Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel (berupa noktah di dalam setiap 'ruang'). Perbesaran 400 kali.


Struktur sel

1. Membran sel

Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. {1}Membran sel membatasi segala kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar. Karena fungsi ini, membran sel bersifat 'selektif permeabel', dapat menentukan bahan-bahan tertentu saja yang bisa masuk ke dan keluar dari sel. Pada sel tumbuhan, membran sel dalam keadaan normal melekat pada dinding sel akibat tekanan turgor dari dalam sel. Dinding sel''' adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi [[sel (biologi)|sel]] untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki [[tumbuhan]], bakteri, fungi (jamur), dan [[alga]], meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel [[hewan]]. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh [[polimer]] [[karbohidrat]] ([[pektin]], [[selulosa]], [[hemiselulosa]], dan [[lignin]] sebagai penyusun penting). Pada bakteri, [[peptidoglikan]] (suatu [[glikoprotein]]) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari [[kitin]]. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan [[sakarida]] sederhana (gula).{2}

2. Sitoplasma

Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organellah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik. Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir tepung, butir silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola memiliki peran penting sebagai tempat penampungan produk sekunder yang berbentuk cair, sehingga disebut pula 'cairan sel'. Cairan yang mengisi vakuola berbeda-beda, tergantung letak dan fungsi sel.

3. Organel

Manusia memiliki banyak organ yang berbeda seperti jantung, paru-paru dan lambung, yang fungsinya yang berbeda-beda. Demikian pula dengan sel. Sel memiliki organ yang disebut organel (berarti 'organ kecil').

Berikut ini adalah komponen- komponen sel :

a. Mitokondria

Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariot (bakteri) [Margullis, 1981]. Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama. Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya. Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].

b. Plastida

Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (Kingdom Plantae). Plastida berperan dalam fotosintesis Plastida adalah organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Plastida dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Organel ini hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dikenal tiga jenis plastida yaitu:

1). Leukoplas

Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:

• Amiloplas (untuk menyimpan amilum)

• Elaioplas atau Lipidoplas (untuk menyimpan lemak/minyak).

• Proteoplas (untuk menyimpan protein).

2). Kloroplas

Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tetumbuhan. Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

3). Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :

• Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.

• Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.

• Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.

• Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.

• Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.

Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap. Membran dalam melingkupi matriks yang dinamakan stroma. Membran dalam ini terlipat berpasangan yang disebut lamela. Secara berkala lamella ini membesar sehingga membentuk gelembung pipih terbungkus membran dan dinamakan tilakoid. Struktur ini tersusun dalam tumpukan mirip koin. Tumpikan tilakoid dinamakan granum. Pada tilakoid terdapat unit fotosintesis yang berisi molekul pigmen seperti klorofil a, klorofil b, karoten, xantofil

Gbr. Kloroplas (merupakan salah satu jenis plastida pada tumbuhan).

c. Badan golgi

Struktur golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel. (Sumber : Time Life, 1984) Pengertian lain menyebutkan, Badan golgi adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi membran. Organel ini hampir terdapat di semua sel eukariotik. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan golgi, Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Sedang pada sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan golgi pada setiap selnya. Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom. Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.


Fungsi badan golgi:

1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.

2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membrane plasma.

3. Membentuk dinding sel tumbuhan

4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.(

d. Ribosom

Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel. Ribosom berupa organel kecil berdiameter antara 17-20 µm yang tersusun oleh RNA robosom dan protein. Ribosom terdapat pada semua sel hidup. Ribosom merupakan tempat sel membuat atau mensintesisi protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Misal, sel hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Tidak mengejutkan jika sel yang aktif dalam mensintesis protein juga memiliki nukleus yang terlihat jelas. Ribosom ada yang terdapat bebas di sitoplasma atau melekat pada retikulum endoplasma, yang disebut RE kasar. Tiap ribosom terdiri dari 2 sub unit yang berbeda ukuran. Dua sub unit ini saling berhubungan dalam suatu ikatan yang distabilkan oleh ion magnesum. Pada saat sintesis protein ribosom mengelompok menjadi poliribosom (polisom). Sebagian besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedang ribosom terikat umumnya membuat protein yang dimasukkan ke dalam membran, untuk pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau dikirim ke luar sel. Ribosom bebas maupun terikat secara struktural identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif dari masing-masing jenis ribosom begitu metabolismenya berubah.

e. Retikulum endoplasma


Retikulum Endoplasma (Re)''' Adalah Organel Yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”). Ada tiga jenis retikulum endoplasma:

1. RE kasar

Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.

2. RE halus

Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.

3. RE sarkoplasmik

RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun "RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri" Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984). Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.

Fungsi Retikulum Endoplasma

Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan meuju ke sitosol. Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.

(RE kasar) berfungsi Mensintesis [[lemak]] dan [[kolesterol]], ini terjadi di hati

(RE kasar dan RE halus) berfungsi Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati. Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)

f. VAKUOLA

Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia. Vakuola berisi: gas, asam amino, garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya kafein pada biji kopi, kinin pada kulit kina, nikotin pada daun tembakau, tein pada daun teh, teobromin pada buah atau biji coklat, solanin pada umbi kentang, likopersin dan lain-lain), enzim, butir-butir pati.

Perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan

Sel tumbuhan

Sel hewan

Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.

Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan

Mempunyai bentuk yang tetap

Mempunyai dinding sel

Mempunyai klorofil

Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar

Menyimpan tenaga dalam bentuk biji (granul) kanji

Tidak mempunyai bentuk yang tetap

Tidak mempunyai dinding sel

Tidak Mempunyai klorofil

Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola

Menyimpan makanan dalam bentuk biji (granul) glikogen.

Sumber bacaan

http://biologi.blogsome.com/2007/06/16/komponen_sel/)

http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(Biologi)