selamat datang di blognya shangsoet


mengenang wafatnya nenek ku yang tercinta ( zulaiha ) semoga amal perbuatannya di terima oleh allah SWT

Sabtu, 24 Januari 2009

Emosi

Nama : beri Setiawan

Tugas : psikologi

Emosi

  1. Pengertian emosi

Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku. Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. "Motivasi" juga diturunkan dari movere.( http://id.wikipedia.org/wiki/Emosi). Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114, dalam http://anakciremai.blogspot.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-emosional_02.html).

  1. BENTUK- BENTUK EMOSI

Emosi berasal dari bahasa latin EMOVERE yang berarti : tergerak, terangsang, perasaan gelisah, gundah, gemuruh, tidak tenang. Dari sini dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu keadaan gairah/kegelisahaan yang diikuti perasaan yang kuat, biasanya mengandung kecenderungan ke arah suatu perilaku tertentu. Jadi Bentuk-bentuk emosi, meliputi :

1. Cemas, takut;

2. Kecewa (frustasi);

3. Marah dan agresi;

4. Senyum, tawa, humor;

5. Bahagia, afeksi (cinta, kasih sayang);

6. Sedih, duka;

7. Iri hati, dendam;

8. Emphaty, simpati

http://groundjet.wordpress.com/2008/04/.

  1. TEORI-TEORI EMOSI

Sobur (2003) mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan emosi, yakni sebagai berikut:

» Teori Emosi Dua-Faktor. Teori ini dikemukakan oleh Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962) serta dikenal sebagai teori yang berorientasi pada rangsangan. Reaksi fisiologik yang ditimbulkan dapat saja sama (misalnya: hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan dalam darah dan sebagainya), namun jika rangsangannya menyenangkan, misalnya diterima di perguruan tinggi, maka emosi yang muncul dinamakan senang. Sebaliknya, jika rangsangannya membahayakan, misalnya melihat ular berbisa, maka emosi yang timbul dinamakan takut. Para ahli psikologi melihat teori ini lebih sesuai dengan teori kognisi.

» Teori Emosi James-Lange. Teori ini dikemukakan oleh Willian James (1884) dari Amerika Serikat dan Carl Lange (1885) dari Denmark. Keduanya mengemukakan pada saat yang hampir bersamaan dan teori yang dikemukakan juga mirip, sehingga teori ini dikenal dengan nama teori James-Lange. Teori ini sering juga disebut teori perifer. Dalam teori ini disebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologik. Emosi merupakan hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuh sebagai respon terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar. Selain itu, gejala kejasmanian bukanlah akibat emosi yang dialami oleh individu, melainkan emosi merupakan akibat dari gejala kejasmanian. Seseorang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya, orang tersebut susah karena menangis (Sunaryo, 2004).

» Teori Emergency. Pertama-tama teori ini dikemukakan oleh Walter B. Cannon (1929), dan dikenal dengan nama teori sentral. Sunaryo (2004) mengemukakan bahwa teori ini merupakan lawan dari teori emosi dari James-Lange. Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami individu. Misalnya saja, orang marah gejala kejasmaniannya meliputi jantung berdebar, pernapasan cepat, dan mata merah. Teroi ini kemudian diperkuat oleh Philip Bard, sehingga teori ini kemudian lebih dikenal dengan teori Cannon-Bard atau teori “emergency”. Teori ini menyatakan bahwa emosi adalah reaksi yang diberikan organisme dalam situasi darurat (emergency)

  1. Reaksi emosi

Ahmadi dan Umar (2004) menyatakan reaksi emosi merupakan gejala jiwa yang kompleks, mempunyai bentuk dan variasi bermacam-macam. Diantara beberapa reaksi emosional tersebut adalah sebagai berikut:

» Terkejut, yaitu suatu rekasi yang terjadi secara tiba-tiba karena adanya hal-hal yang tidak disangka sebelumnya.

» Sedih, yaitu kekosongan jiwa merasa kehilangan sesuatu yang dihargai.

» Gembira, ialah rasa positif terhadap sesuatu yang dihadapi.

» Takut, merupakan perasaan lemah atau tidak berani menghadapi suatu keadaan.

» Gelisah, yaitu semacam perasaan takut namun dalam taraf yang ringan. Kegelisahan merupakan suasana jiwa yang berhubungan dengan sesuatu yang belum diketahui kepastiannya, ketidak-tentuan mengenai suatu hak, ketidak-tegasan dan sebagainya.

» Khawatir, yakni merasa tidak berdaya, sesuatu dipandang lebih berkuasa dan disertai perasaan terancam.

» Marah, reaksi terhadap suatu rintangan yang menyebabkan gagalnya suatu usaha.

» Heran, yaitu suatu reaksi terhadap suatu objek yang belum pernah dipahami.

» Giris, yakni perasaan yang timbul pada seseorang apabila tidak terdapat lagi keseimbangan antara dirinya dengan lingkungan. Penderita tidak sanggup lagi mengahadapi kehidupan. Perasaan ini mempengaruhi kehidupan penderita, oleh karena itu perasaan tersebut dapat timbul setiap saat.

E. KOMPONEN EMOSI

Atkinson, dkk (Sunaryo, 2004) mengemukakan komponen emosi sebagai berikut:

» Respon atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem otomatik, misalnya bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar.

» Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif, misalnya seseorang gembira karena mendapatkan hadiah.

» Ekspresi wajah. Jika seseorang merasa benci pada seseorang, mungkin akan mengerutkan dahi atau kelopak mata menutup sedikit.

» Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi atau gembira hingga meneteskan air mata

  1. PERKEMBANGN DAN PENGARUH EMOSI BAGI PRILAKU

Pengaruh Emosi Dibawah ini adalah beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku afektif anak di antaranya sebagai berikut:

a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.

b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi)

c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.

d. Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.

e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. (Yusuf, 2004 : 115).

Sedangkan dari perkembangan emosi yang dilihat dari segi umur itu yaitu :

a. Awal emosi (0 - 15 bulan)

- Emosi asas (positif dan negatif) berkembang secara 'gradual' terutama dalam tempoh enam bulan pertama dan selalunya ditonjolkan menerusi memek muka dan 'eye contact':

Gembira/seronok - senyum, pipi terangkat, mata berbentuk bulan sabit. Contoh; bila diagah.

Terkejut - angkat kening, mulut terbuka luas, bulatkan mata. Contoh; berhenti menangis bila dengar bunyi muzik atau suara jeritan Minat - merenung, mengerutkan kening dan bibir. Contoh; merenung wajah ibu, melihat persekitaran. Marah - mengerut dan memasamkan muka, kening turun naik, mata tajam. Contoh; 'mengamuk' bila mengantuk atau lapar, bila objek dirampas daripada tangan. Sedih - muka masam dan layu, dagu tertolak ke hadapan. Contoh; ditinggalkan ibu. Geli - berkerut kening, jelir lidah. Contoh; menolak jenis makanan tertentu, menangis bila buang air. Bayi antara 3-8 minggu sudah boleh tersenyum (perkembangan awal emosi positif).

- Bayi 12-20 minggu akan senyum pada wajah dan suara yang dikenali, senyum bila merasakan persekitaran dikuasai, mula ketawa.

-Enam bulan pertama bayi masih belum mempunyai rasa sayang/kasih pada sesuatu atau seseorang. Perasaan kasih mula terbentuk ketika usia antara 7-9 bulan; melalui hubungan ikatan kasih sayang, sentuhan, belaian dengan orang yang paling hampir seperti ibu dan bapak. Menunjukkan rasa tidak senang/takut dengan kehadiran 'orang asing'.

b. Anak tatih (16-36 bulan)

Emosi turun naik seperti 'roller coaster' Usia 2 tahun; sudah tahu menunjukkan emosi dan emosi yang ditunjukkan memang disengajakan (tidak ragu-ragu untuk melakukannya)

Mahu bebas tetapi tidak mahu ditinggalkan bersendirian; rasa diri 'sudah besar' tetapi mahu dibelai. 'Reject syndrome'; dalaman kanak-kanak bukan 'menentang' ibu bapa. Temper tantrum'; tidak mampu meluahkan perasaan sepenuhnya dalam bentuk perkataan/verbal. Berbagai bentuk perasaan takut; bunyi bising, suara binatang, bilik gelap, 'hilang' ibu bapa, perubahan persekitaran dan sebagainya (takut pada apa saja yang dianggap bahaya).

c. Anak prasekolah (3-6 tahun)

- Usia 3-4 tahun sudah boleh memahami perkaitan antara emosi dan persekitaran (sebab yang mempengaruhi emosi).

- Mula belajar mengawal emosi yang turun naik.

- Pemahaman terhadap emosi orang lain terbatas hanya kepada emosi yang ditunjukkan melalui memek muka.

- Perasaan takut yang terbentuk berkait dengan imaginasi dan khayalan beserta perkembangan daya kreativiti dan pemikiran abstrak. Contoh; takut hantu atau takut jatuh.

- Lebih berdikari, kurang 'physical contact' dengan ibu bapa.

- Lebih banyak bercakap untuk mencurah perasaan/menangani perasaan.

d. Usia pertengahan (7-14 tahun)

- Sudah pandai menyembunyikan emosi yang negatif dengan berpura-pura menunjukkan keseronokan.

- Sudah mula memahami dan menghurai emosi yang kompleks; perasaan malu, rasa bersalah, rasa bangga dan cemburu.

- Perasaan takut mula berkembang kepada yang lebih realistik; takut sekolah, takut berkomunikasi, takut kejadian jenayah.

- Mahu disayangi tetapi bukan ditonjolkan depan ramai.

- Amat memerlukan bantuan mengenalpasti emosi marah agar tidak 'out of control'; belajar mengawal perasaan.

- Perlu perhatian dan dorongan mengatasi rasa takut. (http://tandakasih.blogspot.com/2007/07/pelajari-perkembangan-emosi-anak.html)

referensi

Syamsudin, Abin M. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja Rosda Karya.

emosi http://psikologi-kosong-empat.blog.friendster.com/category/uncategorized/ diposted tanggal 15 january 15, 2009

makalah psikologi tentang emosional anak http://anakciremai.blogspot.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-emosional_02.html diposted tanggal 15 january 15, 2009

Pelajari Perkembangan Emosi Anak http://tandakasih.blogspot.com/2007/07/pelajari-perkembangan-emosi-anak.html diposted tanggal 15 january 15, 2009

kecerdasan emosi dan sukses ditempat kerja (bagian 2) http://groundjet.wordpress.com/2008/04/ diposted tanggal 15 january 15, 2009

Tidak ada komentar: